Saturday, August 11, 2007

hoodoo

And I've had recurring nightmares
That I was loved for who I am
And missed the opportunity
To be a better man
- From the song "Hoodoo" by Muse -


Tadi siang gw dengerin albumnya Muse yang Black Holes & Revelations, yang pastinya udah gw dengerin beratus-ratus kali karena gw suka banget. Tapi, entah kenapa hari ini gw terperangah banget sama kata-kata di atas pas gw baca liriknya (yap, walaupun emang udah sering banget gw baca karena biasanya klo gw dengerin musik sambil nyanyi dan baca liriknya).

Karena selama ini, gw pikir "loved for who i am" adalah impian semua orang. Gimana nggak, paling enak rasanya klo semua orang udah ngerti siapa diri kita dan nggak komplain macem-macem. Seperti keluarga kita, kan tetep aja sayang sama kita walaupun kita udah pernah teriak-teriak sendiri karena kesel sama mereka. Atau setelah marahan sama sahabat sendiri, pasti ujung-ujungnya baikan lagi. Tapi, nggak semua orang bisa sebaik itu sama kita.

Tadinya gw pikir, untuk dicintai apa adanya adalah suatu pencapaian terbesar dalam hidup, walaupun hampir mustahil. Dunia yang sempurna adalah dunia di mana orang-orangnya saling mencintai apa adanya. Tapi pas gw baca lirik itu, gw jadi mikir, "oh iya juga, ya?" Klo semua orang "loved for who we are", kapan kita mau merubah diri? Kapan kita bisa maju klo nggak ada tuntutan dari orang lain?

Capek, memang, berhadapan sama orang yang menganggap diri kita belum memenuhi harapan mereka. Capek, memang, untuk introspeksi diri dan menganggapi tuntutan mereka satu-persatu. Capek, memang, untuk merubah diri kita sendiri. Tapi itu semua adalah jalan untuk jadi orang yang lebih baik.



inka s

No comments: