Wednesday, October 31, 2007

it's the memories

Gw baru baca majalah National Geographic yang terbaru, dan ada artikel tentang ingatan manusia.

Salah satunya ada tentang cewek umur 41 tahun--sebut aja AM (gw udah lupa inisial benerannya), dan yang satunya lagi tentang kakek2 tua umur 85an yang berinisial EP. Bukan hanya umur dan jenis kelamin aja yang berbeda, tapi mereka berdua seperti bumi dan langit ke tujuh: AM bisa mengingat apa saja yang pernah dia lakukan sejak umur 11 tahun--bahkan hingga ke tanggal-tanggalnya walaupun udah berselang 20 tahun lebih. Lain dengan EP, beliau sama sekali nggak bisa membentuk ingatan baru. Kalau kita baru saja memperkenalkan diri kepada dia 2 menit yang lalu, dia akan bingung kalau kita menyapanya sekarang. Bagian otaknya yang berguna untuk menyimpan informasi baru sudah rusak karena terkena herpes simplex. Jadi, sepanjang yang ia tahu, Perang Dunia II masih berlangsung dan harga minyak dunia masih sekian sen.

Skip all the interesting but complicated things, AM mungkin mempunyai ingatan terbaik di dunia sedangkan EP adalah yang terburuk. Semua orang, mungkin, pernah bermimpi pasti dunia akan terasa lebih indah kalau kita bisa mengingat semua pelajaran yang pernah dibaca. Atau, di sisi lain, kejadian buruk yang pernah terjadi malah nggak mau pergi dari pikiran kita betapa kita berusaha untuk melupakannya.

Kita mungkin tidak akan pernah sepenuhnya mengerti apa yang terjadi pada AM dan EP, atau bagaimana rasanya menjadi mereka. Tapi yang pasti, kita bisa berpikir. Menjadi AM pasti tidak mudah. Gw sendiri punya banyak hal pembuat stress yang ingin gw lupakan, walaupun memang ada saatnya ketika gw berharap gw nggak sepelupa ini.

Tapi lebih dari itu, gw tidak pernah habis pikir, apa rasanya menjadi seorang EP? Hidup tidak akan ada beban. Anaknya memang berkata bahwa ayahnya itu selalu terlihat gembira dan tidak pernah stress. Mungkin rasanya seperti anak kecil yang belum tahu apa-apa--bukan karena bodoh, tetapi memang tidak ada yang harus atau bisa dipikirkan. Tapi apakah kita bisa hidup seperti itu? Apakah kita akan sanggup untuk hidup di luar aliran waktu, atau sarapan sampai 3 kali sehari atau lupa apakah kita sudah mandi sore atau belum?



Forgetting is a blessing.
But to remember, is harder yet more joyous.





inka s

No comments: